Artikel ini disadur dari media kompas.com
Semoga bermanfaat.
oleh Muhammad Assad*
@MuhammadAssad
KOMPAS.com - Jika seseorang bekerja dengan sangat keras, tentu karena ia ingin ada perubahan dalam hidupnya. Kesejahteraan hidup adalah hak setiap orang, dan Allah telah berjanji bahwa Dia akan selalu memberikan hasil sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya. Jika sang hamba berusaha, tentu ia akan mendapatkan hasilnya. Begitupun jika sang hamba bermalas-malasan, maka hasilnya pun akan sepadan.
Setiap orang mendapatkan waktu 24 jam dalam sehari. Ada yang memanfaatkannya dengan baik, banyak juga yang menyia-nyiakannya. Pintu rezeki Allah selalu terbuka untuk para hamba-Nya yang mau berusaha dengan maksimal. Dan salah satu cara untuk membuka pintu rezeki-Nya adalah dengan berwirausaha. Dalam sebuah ungkapan disebutkan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari perdagangan.
Maknanya, lebih dari 90 persen sumber kekayaan berada dalam dunia usaha. Sedangkan sisa 10 persen nya diperebutkan oleh manusia dari berbagai profesi. Dalam bahasa yang sederhana, 9 dari 10 orang kaya di dunia ini adalah seorang pengusaha. Ternyata, teori ini sejalan dengan realitas yang terjadi.
Jika Anda melihat daftar orang terkaya di dunia, Anda akan menemui bahwa lebih dari 90 persen dari deretan tersebut berasal dari dunia usaha. Bill Gates, Warren Buffett, Carlos Slim, Michael Dell dan George Soros adalah orang-orang terkaya di dunia yang berprofesi sebagai pebisnis dan investor. Begitupun dengan daftar orang-orang terkaya di Indonesia yang lebih dari 90 persen didominasi oleh para pebisnis. Sungguh nikmat rasanya menjadi salah satu dari orang terkaya yang dengan mudahnya mendapatkan apapun yang diinginkan.
Jika memang menjadi pengusaha itu enak, sudah pasti setiap orang bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Namun pertanyaannya, kenapa masih banyak orang yang ingin sekali hidup sukses dan bahagia namun merasa tidak siap menjadi seorang pengusaha?
Mereka ingin hidup sukses dan berlimpah harta, namun sangat takut saat ingin melangkah. Padahal mereka tahu berwirausaha akan mendatangkan potensi rezeki yang jauh lebih banyak dibanding profesi lainnya.
Ternyata jawabannya adalah, karena adanya faktor penghambat yang sudah mendarah daging yang ditanamkan sejak kecil dan tanpa disadari terbawa hingga dewasa. Pengalaman buruk itu membuat mereka merasa tidak bisa menjadi seorang pengusaha. Padahal, menjadi pengusaha itu bukan tentang bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak mau. Saat Anda bertekad bulat ingin menjadi seorang pengusaha, maka tidak ada satupun yang dapat menghentikan keinginan Anda.
Ada dua faktor penghambat dalam berwirausaha, yang berasal dari keluarga dan sekolah.
Keluarga adalah tempat terpenting sang anak untuk belajar tentang kehidupan. Didikan yang benar dari orang tua akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan sang anak di masa depan nanti. Orang tua harus dapat mengarahkan cita-cita sang anak dengan benar agar mereka bisa mengekspresikan kreativitas serta imajinasinya dengan baik.
Setiap orang tua biasanya akan bertanya kepada anaknya, “Nak, nanti kalau kamu sudah besar ingin jadi apa?” Biasanya sang anak spontan menjawab ingin menjadi astronot, arsitek, dokter, pilot, karyawan, dan berbagai profesi lainnya yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan kewirausahaan. Orang tua pun senang dengan jawaban tersebut dan melanjutkan dengan perkataan, “Belajar yang rajin ya biar cita-cita kamu itu menjadi kenyataan.”
Saya pribadi sejak kecil tidak pernah mendengar ada anak yang bermimpi ingin menjadi seorang pemilik rumah sakit, pemilik pesawat terbang, atau pemilik perusahaan besar. Inilah yang akan terus tertanam dalam otak sang anak bahwa menjadi seorang pengusaha itu bukanlah sebuah pilihan karena mereka tidak pernah diperkenalkan dengan hal-hal tersebut sejak kecil.
Selain itu, banyak dari orang tua yang mengukur kesuksesan sang anak hanya dari hal-hal yang bersifat linier. Anak akan dipuji jika dia mendapat ranking 1 atau nilai rapornya 10. Apa yang dilakukan oleh orang tua ini bisa ‘membunuh’ kemampuan kreativitas dan imajinasi sang anak, karena secara tidak langsung mereka dipaksa untuk terus memaksimalkan otak kirinya tanpa memberikan ruang otak kanan untuk berkembang.
Hal lainnya yang sering dilakukan oleh orang tua adalah melarang anaknya melakukan sesuatu yang menjadi kesenangan mereka. “Jangan!” adalah kata yang paling sering diucapkan oleh orang tua kepada sang anak. Saat anak ingin naik sepeda, orang tua bilang “Jangan, nanti jatuh!” Saat anak ingin bermain pasir, orang tua bilang, “Jangan, nanti kotor!” Saat anak ingin mewarnai gajah dengan warna ungu, orang tua bilang, “Jangan, itu salah!” Dan berbagai larangan lainnya yang secara tidak langsung akan membatasi kreativitas otak kanan sang anak.
Akibatnya, mereka hanya akan melakukan kebiasaan yang sudah biasanya terjadi sama dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak kebanyakan. Saat dewasa pun, sang anak akan mengikuti apa yang sudah terjadi di masyarakat seperti mengantri untuk melamar pekerjaan di kantor-kantor, karena seperti itulah yang sudah dia lihat sejak kecil. Mereka akan beranggapan bahwa menjadi pengusaha itu tidak benar karena tidak pernah diperkenalkan sejak kecil.
Anggapan seperti inilah yang harus dihilangkan dan diganti dengan sebuah pemahaman bahwa menjadi seorang pengusaha adalah salah satu profesi yang baik dan dapat membawa kebaikan bagi diri dan juga lingkungan sekitar.
Sekian bagian pertama dari tulisan ini. Pembahasan selanjutnya akan saya tuliskan di edisi Youngpreneur Rabu depan.. Have a good day!
Bersambung...
Freya Bag 3.1
Tas ini berukuran 30x20x4 cm, berbahan kulit sintetis luar dalam (dobel) yang lembut dan elastik. Bagian dalam terdiri dari 1 ruang plus 1 kantong sletting kecil. Tas ini merupakan tas karya anak bangsa, produksi lokal Banjarnegara. Jika sista suka dengan warna lain, sista bisa pesan dengan request warna yang berbeda. Tas ini sangat cocok buat anda yang menyukai penampilan yang fashionable. Monggo diorder mumpung harga masih PROMO, hanya 150rb, sebelum harga naik. Chat aja di 51A7070E (bbm) atau 085743025343 (sms). Trimakasih bagi yang sudah order, akan segera kami kirimkan. Have a nice day sist.
Post a Comment